Di era persaingan dunia kerja yang ketat saat ini lembur bukan lagi sesuatu yang extraordinary hanya dilakukan ketika genting. Lembur sudah menjadi hal yang lazim dilakukan setiap harinya.. Apa iya lembur setiap waktu itu wajar? Kalau kita berbicara karyawan fresh graduate yang memang masih banyak harus dipelajari.
Atau untuk karyawan yang memang lembur memberikan extra income yang sangat berarti.. Maka Lembur adalah hal yang wajar. Tapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan lembur yang sebagai kultur perusahaan? Kultur yang mencitrakan karyawan yang hobi lembur sebagai karyawan teladan yang hebat??
Kultur yang jangankan pulang tenggo, pulang kalau masih ada matahari aja sudah pasti dinyinyirin. Akhirnya pulang mengendap-ngendap karena perasaan bersalah, dan khawatir atas penilaian orang kantor. Lama kelamaan jadi ikut terbiasa lembur, dan “meminta” karyawan baru lainnya mengikuti langkah yang sama..
Kultur lembur akhirnya menjadi semakin besar, dan bahkan dijadikan alat untuk membanggakan dirinya sebagai karyawan teladan. Mengirim email kantor di tengah malam, membanggakan diri depan boss sabtu suka ngantor dan sering pulang larut malam, dan lainnya. Lembur adalah kebanggaan. Apakah kita berambisi menjadi orang hongkong yang sampai tidur di McD karena pulang terlalu malam dan rumah terlalu jauh?
Atau Menjadi orang jepang yang overwork dan tidak pernah berani mengambil cuti??
Atau kita mau menjadi karyawan 996 yang dibanggakan Jack Ma?
Yang pada akhirnya hanya membawa kita dalam perlombaan race to the bottom..
Mendedikasikan hidup untuk kantor, tapi nyatanya hidup dipenuhi cicilan sana sini..
Tentu saja saya juga memahami kendalanya sebagai sesama pengabdi gajian dan tidak mengatakan punya solusinya saat ini.
Tapi tidak ada yang salah untuk merenungi lagi. Jangan sampai tanpa sadar kita terus terhanyut di dalam perlombaan ilusi dan menyia-nyiakan waktu berharga yang kita miliki.
Live life..
Nah itu dia sebuah cerita yang menceritakan tentang karyawan yang dimana berlomba lembur untuk mendapatkan muka di depan atasannya tanpa mereka yang mengetahui apakah hal yang mereka lakukan itu benar atau salah, maka dari itu sangat disarankan untuk anda agar dapat mengerti tentang apa yang sudah diceritakan diatas.