Bijaklah Menggunakan Kamera Saat Bencana Alam

Waktu berlalu bagai desing peluru. Ini saya 10 tahun lalu, dengan kamera semi profesional pertama saya, Canon 500D. Dulu, beli kamera harus menabung mati-matian. Karena penghasilan sebagai operator studio rekaman tidak seberapa. Tapi, saya jadi tahu caranya menghargai barang. Lantas, kenapa seorang operator studio suka memotret? Awalnya karena diracuni seorang sahabat.
Katanya, “Sebelum keluar negeri, abadikan dulu keindahan negeri kita. Supaya kalau orang asing bertanya seperti apa Indonesia, kita bisa memperlihatkannya dengan penuh rasa bangga.” Baru di kemudian hari saya menyadari, mencintai negeri ini tidak cuma dibarengi dengan rasa bangga, tapi juga dengan rasa sakit.

Bijaklah Menggunakan Kamera

Apapun yang kita potret pasti akan menjadi kenangan, maka dari itu bijaklah dalam menggunakan kamera. Salah satu yang menurut saya paling iba adalah ketika terjadi bencana alam. Hal ini adalah hal yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Namun, kita bisa memutuskan reaksi apa yang akan kita lakukan ketika berada di posisi tersebut. Apa saja yang harus dilakukan ini menentukan siapa kita sebenarnya.

Beberapa poin yang perlu dicatat ketika terjadi bencana :
  1. Bencana bukanlah kesempatan agar kita bisa membuang barang-barang bekas. Jangan pernah melihat bencana sebagai hal seperti ini. Pastikan barang yang anda gunakan tetap layak karena kita akan memberikan itu kepada manusia yang sedang terkena musibah. Jika kita menunjukkan hal ini kepada teman mungkin juga akan menginspirasi mereka. Contohnya adalah mengumpulkan pakaian bekas yang masih layak dan menjualnya dengan memberikan keterangan untuk donasi. Uang hasil penjualan tersebut dapat diberikan untuk menyalurkan dana kepada para korban bencana alam.
  2. Sebisa mungkin berikan makanan yang bergizi. Seperti yang sering kita lihat bahwa banyak sekali mi instan yang diberikan kepada para korban bencana alam. Padahal para korban juga membutuhkan makanan bergizi.
  3. Jika ingin merekam, gunakanlah untuk dokumentasi, edukasi ataupun menggalang donasi. Jangan sampai ada pikiran merekam kondisi para korban bencana alam agar menjadi eksis di sosial media.
  4. Hindari mengunggah foto para korban tanpa persetujuan apalagi jika terpampang wajah yang jelas. Hargailah privasi korban bencana alam. Kejadian yang mereka lalui sudah berat dan tidak perlu ditanya bagaimana peraasannya. Cukup pahami perasaan mereka dengan menghargai satu sama lain.