Pengaruhi Otot, Ini Penyebab dan Gejala Stiff Person Syndrome

Kita sebagai manusia pastinya menggunakan otot setiap hari untuk melakukan banyak aktivitas ataupun bergerak. Tetapi apa yang akan terjadi ketika otot mengalami suatu masalah atau gangguan? Salah satu dari gangguan atau masalah otot yang akhir-akhir ini sering dibicarakan  yaitu stiff person syndrome. Masalah atau gangguan dari stiff person syndrome sering dibicarakan setelah beberapa orang seperti penyanyi internasional Celine Dion mengalami masalah tersebut. Lalu apa itu stiff person syndrome? Berikut merupakan penjelasannya. 

Apa itu stiff person syndrome?

Stiff person syndrome merupakan gangguan atau masalah yang disebabkan karena autoimun dan neurologis yang mampu mengakibatkan otot-otot yang ada pada batang tubuh serta tungkai akan mengalami rasa kaku serta kejang secara bergantian. 

Penyebab dari stiff person syndrome yang sangat jarang terjadi masih belum diketahui. Tetapi beberapa peneliti menganalisis stiff person syndrome dikarenakan adanya reaksi autoimun di mana tubuh menyerang sel-sel saraf yang berada pada sistem saraf pusat sehingga hal ini mengontrol pergerakan otot. 

Gejala stiff person syndrome 

Gejala atau ciri utama dari penderita stiff person syndrome adalah di mana saat terjadinya otot yang kaku pada batang tubuh serta tungkai bersamaan dengan terjadinya kejang otot yang hebat. Gejala atau ciri ini dapat dipicu oleh berbagai hal seperti rangsangan lingkungan contohnya suara keras ataupun tekanan emosional. 

Kejang otot yang terjadi bisa sangat parah Hal ini dapat menyebabkan orang yang menderita stiff person syndrome bisa jatuh. Otot pada tubuh akan secara bertahap mengendur setelah rangsangan tersebut hilang. 

Oleh sebab itu gejala-gejala dari stiff person syndrome dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam berjalan dan dengan bertambahnya waktu kecacatan yang lebih besar dapat terjadi. Beberapa orang yang memiliki stiff person syndrome juga lebih cenderung memiliki gejala seperti depresi. Sindrom ini sebagian disebabkan oleh beberapa penyakit yang tidak bisa diprediksi, tetapi pasien yang memiliki tingkat neuro transmitter GABA yang lebih rendah dapat mengatur kecemasan. Secara umum orang mulai merasakan gejala dari sindrom ini dimulai pada usia 30 sampai 60 tahun.