flashnewscorner – Flexing merupakan salah satu kata yang sangat ramai ditanya-tanyakan oleh netizen. Hal ini dikarenakan beberapa influencer di Indonesia terjerat kasus hukum yang mana mereka sering melakukan flexing di sosial media.
Apa Itu Flexing?
Sebenarnya Flexing itu adalah istilah kesehatan tentang kekuatan dan kelenturan persendian serta otot sehingga seseorang dapat melakukan suatu gerakan atau bahkan aktivitas yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh orang lain pada umumnya.
Namun berbeda halnya dengan flexing yang dilakukan oleh influencer-influencer. Flexing yang dilakukan oleh para influencer singkatnya dimaksudkan sebagai sikap suka pamer agar meningkatkan exposure sang pelaku. Jadi konteks flexing dalam pembahasan kita kali ini adalah tentang sikap suka pamer tersebut ya.
Mengapa Melakukan Flexing?
Alasan pelaku dalam melakukan Flexing bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pelakunya masing-masing. Ada yang melakukan hanya ke 1 orang atau sebagian kelompok orang saja, ada juga yang melakukannya secara meluas. Kebanyakan pelaku flexing melakukannya agar mereka terlihat meyakinkan sehingga orang yang melihatnya ingin ikut melakukan apa yang dilakukannya atau bahkan berbisnis dengannya. Namun ada juga yang melakukannya untuk meningkatkan pamor sehingga memiliki nilai atau value yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Bagaimana Cara Mereka Melakukan Flexing?
Mungkin yang terbesit di pikiran kebanyakan orang Flexing itu adalah pamer kekayaan. Namun pada kenyataannya flexing itu sebenarnya bisa dilakukan dengan beberapa metode, tidak melulu hanya pamer kekayaan saja. Berikut contoh metode flexing lainnya :
Flexing Pamer Koneksi
seseorang melakukan ini dengan cara beraktivitas bersama dan berfoto dengan orang penting, orang berpengaruh, atau orang terkenal. Dengan melihat foto yang dibagikan tersebut maka sang pelaku akan terlihat memiliki otoritas tinggi.
Flexing Pamer Wawasan
Sang pelaku mencoba menjelaskan sesuatu yang jarang diketahui oleh kebanyakan orang. Acapkali yang dijelaskan oleh pelaku ini benar-benar sulit dicerna dan dipahami oleh kebanyakan orang sehingga penonton sulit membedakan apakah benar atau salah?. Namun di lain sisi, hal ini meningkatkan kepercayaan orang lain
Flexing Pamer Hak Istimewa Atau Kolektif
Seperti yang kita ketahui, tidak semua barang dapat dibeli dengan uang seperti penghargaan, sertifikasi dan beberapa hal yang bersifat subjektif dan kolektif. Untuk metode ini, biasanya pelaku melakukan pamer atas sertifikasi, penghargaan, atau raihan pribadi mereka terhadap sesuatu misalnya : Centang Biru (logo verifikasi sosial media), Platinum Play Button Youtube dan sebagainya.
Flexing Kekuasaan
Flexing jenis ini adalah dengan melakukan sesuatu hal yang kiranya dianggap melanggar norma atau bahkan hukum. Namun sang pelaku melakukan hal tersebut dengan disisipkan kepentingan seseorang atau sekelompok orang untuk menghindari akibat hukum secara personal dari pengikutnya ataupun hukum secara negara. Contohnya : seorang pelaku mengupload sesuatu barang yang bukan dimilikinya kemudian mengkritik dengan maksud mengedukasi para pengikutnya. Dengan begitu para pengikutnya akan semakin mendewakan sang pelaku yang berani untuk bersikap demi khalayak ramai meski terdapat resiko hukum di dalamnya.
Flexing Aksi
Pelaku mengajak seseorang atau sebagian orang untuk memberikan penjelasan tentang suatu hal kemudian mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan aksi tersebut. Flexing aksi ini dapat meningkatkan rasa kepercayaan karena disisipkan penjelasan logis apalagi jika flexing ini dilakukan demi kepentingan suatu populasi. Misalnya, melakukan petisi terhadap suatu tragedi atau kejadian kemudian mengajak orang lain untuk mendukung petisi tersebut.
Demikian penjelasan tentang flexing, jika anda hendak ingin bermitra, berinvestasi, atau melakukan bisnis dengan seseorang atau sekelompok orang. Maka ada baiknya anda melakukan riset dengan baik akan kegiatan mitra, investasi atau bisnis tersebut. Itu adalah hal utama untuk diperhatikan. Kemudian barulah tinjau profile dari orang-orang yang ada di dalamnya.
Dengan begitu, Anda tidak akan salah dalam pengambilan keputusan hanya karena masalah flexing profile saja.